I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah
itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang
salah satunya adalah fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan
mineral dan sebagian lainnya bahan
organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik
(organisol).
Sisa
volume selebihnya merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase
cair dan gas yang dibandingkan selalu bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah. Dengan
demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik bahan
organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan
kedalaman.
Sifa-sifat fisik tanah
diketahui, sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah sangat menentukan
penetralisasian akar di dalam tanah,
resensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika
tanah juga mempengaruhi
sifa-sifat kimia dan biologi tanah.Oleh
karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh
dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut
dapat diubah.
Hal ini berlaku apakah tanah itu
akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau bahan struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan fondasi
untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem
pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting
untuk diketahui.
Tekstur tanah penting untuk kita
ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi
pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan
kimia tanah. Alasan lainya adalah karena
tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang
air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan
tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air retensi air,
konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
analisis ukuran partikel (tekstur) adalah untuk menganalisis kelas tekstur
tanah dan untuk mengetahui
perbandingan antara fraksi pasir debu dan liat.
Kegunaan dari praktikum analisis
ukuran partikel (tekstur) adalah untuk pengolahan tanah lebih lanjut dan penentuan varitas tanaman apa saja yang
dapat ditanam pada daerah (tanah)
tersebut.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah
keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan
komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
(Badan Pertanahan Nsasional).
Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter
paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat
dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur
tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti
struktur tanah, permeabilitas tanah, porositsas dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak
kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan
kepadanya.Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase,
menyimpan air, plastisitas, mudah untuk
ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara
tanaman.Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat
fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau
halusnya suatu tanah.Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir,
debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil.
Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air,
aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah (Hardjowigeno,
1987)
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi
tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar
butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar
dari pasar.
2.2 KarakteristikTekstur Pasir, Debu,
dan Liat
Tekstur tanah tersusun dari tiga
komponen, yaitu: pasir, debu dan liat. Ketiga komponen tersebut dibedakan
berdasarkan ukurannya yang berbeda.Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer
sampai dengan 2000 mikrometer.Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer
sampai dengan kurang dari 200 mikrometer.Partikel liat berukuran kurang dari 2
mikrometer. Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki
luas permukaan partikel pesatuan bobot makin luas.
Partikel
tanah yang memiliki permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih
banyak terhadap terjadinya reaksi kimia. Partikel liat persatuan bobot memiliki
luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun
tekstur tanah lain (seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi
pada permukaan patikel liat lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan
partikel debu dan pasir persatuan bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat
adalah komponen tanah yang paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat
menentukan sifat kimiaTanahdan mempengaruhi kesuburan tanah (Ali
Kemas, 2005).
Fraksi pasir dan
debu ini masih merupakan batu asli (induk batu), yang dapat pula disebut “reserve mineral” (sumber mineral
cadangan) bagi tanah yang bersangkutan. Pelapukan terhadap kedua fraksi ini
berjalan terus, dan akhirnya, lambat namun pasti, akan menjadi fraksi liat
keseluruhannya. Dimana dalam alam terbuka tidak ada tanah yang mengandung fraksi
pasir tulen, atau fraksi liat belaka, namun ketiga fraksi tersebut bercampur
baur dalam satu masa yang nantinya akan disebut tanah
Tekstur
tanah sangat penting diketahui untuk menentukan corak usaha tani misalnya:Tanah
berpasir. Tanah yang didalamnya termasuk tanah pasir dan tanah lempung pasir.
Tanah berpasir ini tidak baik bagi usaha pertanian (khususnya untuk persawahan
karena daya meloloskan airnya besar sekali), akan tetapi bagi usaha tani pada
tanah kering banyak menguntungkan.
Tanah
lempung.Tanah yang meliputi tanah yang berstekstur kasar, sedang dan halus di
mana pasirnya hanya sedikit sekali.Tanah liat berlempung.Yang mencakup tanah
liat berpasir, tanah liat berlempung, tanah liat berkersik pasir dan tanah liat
yang bersifat lekat sekali dari yang berstekstur baik sampai terbaik. Tanah
yang demikian apabila keadaannya tergenang air, akan menjadi tanah berlumpur
sehingga sangat cocok untuk dijadikan persawahan
Inceptisol mempunyai karakteristik
dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah
tahun atau lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau
lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau
silika amorf, tekstur lebih halus dari pasir berlempung dengan
beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yangsedang
sampai tinggi. Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur.Kisarankadar
C- organik dan kapasitas tukar tempat, kecuali daerah kering, mulai dari
kutubsampai tropika (Ali Kemas, 2005).
Tanah
Inceptisol memiliki tekstur kasar dengan kadar pasir 60 %, hanyamempunyai horizon
yang banyak mengandung sulfat masam (catday) pH < 3,5,terdapat karatan.
Tanah Inceptisol umumnya memiliki horizon kambik. Horizonkambik merupakan
indikasi lemah atau spodik (Hardjowigeno, 1992).
Inceptisol
dapat berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen,metamorf. Karena
Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang biasanyamempunyai tekstur yang
beragam dari kasar hingga halus, dalam hal ini dapattergantung pada tingkat
pelapukan bahan induknya. Bentuk wilayah beragam dariberombak hingga bergunung.
Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam.
Di dataran rendah pada umumnya tebal, sedangkanpada daerah-daerah lereng curam
solumnya tipis. Pada tanah berlereng cocok untuktanaman tahunan atauuntuk
menjaga kelestarian tanah (Munir, 1996).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktifitas Tanaman
dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah kemampuantanah memegang dan
menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitastukar kation dan kesuburan
tanah.Selain itu menurut para ahli ada beberapa hal yg mempengaruhi
tekstur tanah, yaitu:
1. Bahan
Induk
Keadaan alami bahan
induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat- sifat tanah muda, mereka
dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk
yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk
tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat
dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu
penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama stadia
awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman
perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju
perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat
berkembang dari batuan dasar
2. Iklim
Pengaruh iklim yang
penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan
temperatur.Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang
menentukan vegetasi alami.Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa
penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap
kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.
Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata
temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh
iklim yang konstan selama genesa tanah
3. Organisme
Tanaman
mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk tanaman,
bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan
unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri
4. Topografi
Topografi mengubah
perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah
presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya
mempengaruhi kelembaban, (2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah
oleh erosi, (3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau
larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain
5.
Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah
secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan
keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus.
Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah
matang dan tanah tua.Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat
dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi.Kematangan
dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi
oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang
rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah
menjadi lebih mudah dilapukkan(Foth.H.D, 1988).
III
. METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum analisis ukuran partikel (tekstur)
dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakuktas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Kamis, tanggal 8 september 2010, pada
pukul 15.00
WITA–selesai.
3.2
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah:
1) Timbangan
untuk menimbang tanah yang telah dikering udarakan.
2) Erlenmeyer
atau botol tekstur untuk memasukkan tanah yang telah ditimbang.
3) Mesin
pengocok untuk mengocok tanah yang ada di dalam erlenmeyer.
4) Silinder
sedimentasi untuk memasukkan tanah yang akan disaring dan di campur dengan air.
5) Karet
gelang untuk mengikat lubang silinder sedimentasi yang telah ditutup dengan
plastik.
6) Sprayer
untuk menyemprot.
7)
Hydrometer untuk mengukur berat debu
suhu suspensi liat.
8)
Cawan petri untuk pasir yang telah dipisahkan
dari debu dan liat melalui proses penyaringan.
9)
Air untuk menyemprot tanah pada proses
penyaringan.
10)
Plastik untuk menutup lubang pada
silinder sedimentasi.
11)
Tisu untuk membersihkan air yang
tertumpah dari silinder sedimentasi.
12)
Kertas label untuk pemberian tanda pada
silinder sedimentasi, erlenmeyer dan cawan petri.
13)
Desikator untuk menimbang berat pasir.
14)
Saringan untuk menyaring tanah yang
telah dikocok.
Bahan-bahan yang
diperlukan dalam praktikum ini adalah air, amyl alcohol,dan calgon.
3.3
Prosedur Kerja
1.
Timbamg
20 gram tanah kering udara,
butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2 mm
2.
Masukkan kedalam erlenmeyer atau botol
tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.
Tutup dengan plastik, kocok dengan mesin
pengocok selama 1- 2 jam.
4.
Tuangkan secara kualitatif semua isinya
kedalam silinder sedimentasi 500 ml yang
diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan
bersihkan botol tekstur dengan bantuan
botol semprot.
5.
Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk
semua suspensi yang masih tinggal pada
saringan sehingga semua partikel debu dan liat tewlah turun (air saringan telah
jernih)
6.
Pasir yang tertinggal dipindahkan dengan
cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan kedalam oven bersuhu
105 C selama 2 x 24 jam selanjutnya masukkan kedalam desikator dan timbang
hingga berat pasir diketahui(catat sebagai C gram)
7.
Cukupkan larutan suspensi dalam silinder
sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 ml
8.
Angkat silinder sedimentasi, sumbat baik-baik
dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180 sebanyak 20 kali,
atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok kedalam silinder
sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9. Dengan
cepat tuangkan kira- kira 3 tetes Amyl alkohol kepermukaan susupensi untuk
menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul
10.
Setelah 15 dtik, masukkan hydrometer
kedalam suspensi dengan hati – hati agar susupensi tidak banyak terganggu.
11. Setelah
40 detik, baa dan catat pembacaan
hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1)
12. Dengan
hati-hati keluarkan hirometer dari suspense
13. Setelah
menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hidrometer kedua (H2) dan suhu suspensi (t2)
14. Hitung
berat debu dan liat
15. Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan
persamaan :
Berat debu dan
liat =
0,5...............................(a)
Berat liat =
- 0,5 ...............................(b)
Berat debu = Berat (debu + liat) – Berat liat ........................(a+b)
16. Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan
persamaan :
% Pasir =
x 100 %
% Debu =
x 100 %
% Liat =
x 100 %
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan data pengukuran dan analisis
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil Perhitungan Kelas Tekstur Tanah
Jenis Tanah
|
% Pasir
|
% Debu
|
% Liat
|
Kelas
|
Inceptisol
|
|
|
|
|
Lapisan I
|
2,07 %
|
10,35%
|
87,58%
|
Liat
|
Lapisan II
|
31,7 %
|
1,6 %
|
66,5 %
|
Liat
|
4.2
Pembahasan
Setelah
dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu
10,35 %, dan liat 87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu
1,6 %, dan liat 66,5 %
Hasil tersebut
pada lapisan I
termasuk kelas tekstur
liat, hal ini
disebabkan karena kandungan
fraksi liat lebih
besar dari pada
fraksi pasir dan
debu, hal ini
sesuai dengan pendapatSarwono (2003),
yang menyatakan bahwa,
apabila terasa berat dan
halus serta sangat lekat, dapat dibentuk bola
dengan baik dan mudah
dibuat gulungan, maka
tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat. Tanah bertekstur halus (dominant liat)memiliki permukaan
yang lebih halus dibanding dengan
tanah bertekstur kasar (dominan pasir).
Sehingga tanah – tanah yang
bertekstur halus memiliki
kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang
lebih besar. Dan
umumnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena
banyak mengandung unsur
hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada lapisan
II tanah organik
berwarna hitam dan
merupakan pembentuk utama lahan
gambut dan kelak.
Tanah organik cenderung
memiliki keasaman tinggi
karena mengandung beberapa
asam organik (substansi humik) hasil
dekomposisi berbagai bahan organik. Hal
ini sesui dengan
pendapat Foth, D (1998),
bahwa tanah dengan drainase yang
terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top
soil), sehingga berwarna gelap. Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan
organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok tanah
ini biasanya miskin
mineral, pasokan mineral berasal
dari aliran air
atau hasil dekomposisi
jaringan makhluk hidup. Tanah
organik dapat ditanami karena
memiliki sifat fisik gembur (sarang), sehingga
mampu menyimpan cukup
air namun karena memiliki
keasaman tinggi sebagian
besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas dan
di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi
oleh mineral. Mineral
ini membentuk partikel pembentuk
tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Lapisan
I termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan
menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan
tanah.
5.2 Saran
Dalam
melakukan suatu percobaan, diperlukan keuletan
dan ketelitian dalam menggunakan alat agar tidak terjadi kesalahan dan
sesuai dengan hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Kemas, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi
Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar
Dasar Ilmu Tanah.
Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno,
H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah
Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.
Pairunan,
dkk, 1985.Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.
Lampiran
Penyesaian:
Berat debu dan liat :
-
0,5
=
- 0,5
=
-
0,5
= 47,73
Berat liat :
=
=
= 4,23
Berat debu
: berat ( debu + liat )- berat liat
=
4,73 - 4,23
= 0,5
%
pasir =
=
= 2,07 %
%
debu =
=
=
10,35%
% liat =
=
= 87,5%
Hasil
perhitungan analisis tanah inceptisol lapisanII:
Dik: H1=
11 H2=10 C= 2,9 gr
t1=
28 t2= 27
Peny:
Berat debu dan liat :
-
0,5
=
- 0,5
=
-
0,5
= 6,23
Berat liat =
=
=
= 6,08
Berat debu
: berat ( debu + liat ) - berat liat
=6,23
– 6,08
= 0,15
%
pasir =
=
= 31,76%
%
debu =
=
=
1,46%
% liat =
=
= 66,59%
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah
itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang
salah satunya adalah fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan
mineral dan sebagian lainnya bahan
organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik
(organisol).
Sisa
volume selebihnya merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase
cair dan gas yang dibandingkan selalu bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah. Dengan
demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik bahan
organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan
kedalaman.
Sifa-sifat fisik tanah
diketahui, sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah sangat menentukan
penetralisasian akar di dalam tanah,
resensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika
tanah juga mempengaruhi
sifa-sifat kimia dan biologi tanah.Oleh
karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh
dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut
dapat diubah.
Hal ini berlaku apakah tanah itu
akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau bahan struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan fondasi
untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem
pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting
untuk diketahui.
Tekstur tanah penting untuk kita
ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi
pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan
kimia tanah. Alasan lainya adalah karena
tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang
air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan
tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air retensi air,
konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
analisis ukuran partikel (tekstur) adalah untuk menganalisis kelas tekstur
tanah dan untuk mengetahui
perbandingan antara fraksi pasir debu dan liat.
Kegunaan dari praktikum analisis
ukuran partikel (tekstur) adalah untuk pengolahan tanah lebih lanjut dan penentuan varitas tanaman apa saja yang
dapat ditanam pada daerah (tanah)
tersebut.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah
keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan
komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah
(Badan Pertanahan Nsasional).
Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter
paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat
dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur
tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti
struktur tanah, permeabilitas tanah, porositsas dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak
kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan
kepadanya.Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase,
menyimpan air, plastisitas, mudah untuk
ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara
tanaman.Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat
fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau
halusnya suatu tanah.Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir,
debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil.
Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air,
aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah (Hardjowigeno,
1987)
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi
tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar
butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar
dari pasar.
2.2 KarakteristikTekstur Pasir, Debu,
dan Liat
Tekstur tanah tersusun dari tiga
komponen, yaitu: pasir, debu dan liat. Ketiga komponen tersebut dibedakan
berdasarkan ukurannya yang berbeda.Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer
sampai dengan 2000 mikrometer.Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer
sampai dengan kurang dari 200 mikrometer.Partikel liat berukuran kurang dari 2
mikrometer. Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki
luas permukaan partikel pesatuan bobot makin luas.
Partikel
tanah yang memiliki permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih
banyak terhadap terjadinya reaksi kimia. Partikel liat persatuan bobot memiliki
luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun
tekstur tanah lain (seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi
pada permukaan patikel liat lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan
partikel debu dan pasir persatuan bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat
adalah komponen tanah yang paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat
menentukan sifat kimiaTanahdan mempengaruhi kesuburan tanah (Ali
Kemas, 2005).
Fraksi pasir dan
debu ini masih merupakan batu asli (induk batu), yang dapat pula disebut “reserve mineral” (sumber mineral
cadangan) bagi tanah yang bersangkutan. Pelapukan terhadap kedua fraksi ini
berjalan terus, dan akhirnya, lambat namun pasti, akan menjadi fraksi liat
keseluruhannya. Dimana dalam alam terbuka tidak ada tanah yang mengandung fraksi
pasir tulen, atau fraksi liat belaka, namun ketiga fraksi tersebut bercampur
baur dalam satu masa yang nantinya akan disebut tanah
Tekstur
tanah sangat penting diketahui untuk menentukan corak usaha tani misalnya:Tanah
berpasir. Tanah yang didalamnya termasuk tanah pasir dan tanah lempung pasir.
Tanah berpasir ini tidak baik bagi usaha pertanian (khususnya untuk persawahan
karena daya meloloskan airnya besar sekali), akan tetapi bagi usaha tani pada
tanah kering banyak menguntungkan.
Tanah
lempung.Tanah yang meliputi tanah yang berstekstur kasar, sedang dan halus di
mana pasirnya hanya sedikit sekali.Tanah liat berlempung.Yang mencakup tanah
liat berpasir, tanah liat berlempung, tanah liat berkersik pasir dan tanah liat
yang bersifat lekat sekali dari yang berstekstur baik sampai terbaik. Tanah
yang demikian apabila keadaannya tergenang air, akan menjadi tanah berlumpur
sehingga sangat cocok untuk dijadikan persawahan
Inceptisol mempunyai karakteristik
dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah
tahun atau lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau
lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau
silika amorf, tekstur lebih halus dari pasir berlempung dengan
beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yangsedang
sampai tinggi. Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur.Kisarankadar
C- organik dan kapasitas tukar tempat, kecuali daerah kering, mulai dari
kutubsampai tropika (Ali Kemas, 2005).
Tanah
Inceptisol memiliki tekstur kasar dengan kadar pasir 60 %, hanyamempunyai horizon
yang banyak mengandung sulfat masam (catday) pH < 3,5,terdapat karatan.
Tanah Inceptisol umumnya memiliki horizon kambik. Horizonkambik merupakan
indikasi lemah atau spodik (Hardjowigeno, 1992).
Inceptisol
dapat berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen,metamorf. Karena
Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang biasanyamempunyai tekstur yang
beragam dari kasar hingga halus, dalam hal ini dapattergantung pada tingkat
pelapukan bahan induknya. Bentuk wilayah beragam dariberombak hingga bergunung.
Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam.
Di dataran rendah pada umumnya tebal, sedangkanpada daerah-daerah lereng curam
solumnya tipis. Pada tanah berlereng cocok untuktanaman tahunan atauuntuk
menjaga kelestarian tanah (Munir, 1996).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktifitas Tanaman
dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah kemampuantanah memegang dan
menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitastukar kation dan kesuburan
tanah.Selain itu menurut para ahli ada beberapa hal yg mempengaruhi
tekstur tanah, yaitu:
1. Bahan
Induk
Keadaan alami bahan
induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat- sifat tanah muda, mereka
dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk
yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk
tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat
dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu
penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama stadia
awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman
perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju
perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat
berkembang dari batuan dasar
2. Iklim
Pengaruh iklim yang
penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan
temperatur.Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang
menentukan vegetasi alami.Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa
penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap
kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.
Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata
temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh
iklim yang konstan selama genesa tanah
3. Organisme
Tanaman
mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk tanaman,
bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan
unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri
4. Topografi
Topografi mengubah
perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah
presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya
mempengaruhi kelembaban, (2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah
oleh erosi, (3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau
larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain
5.
Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah
secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan
keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus.
Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah
matang dan tanah tua.Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat
dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi.Kematangan
dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi
oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang
rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah
menjadi lebih mudah dilapukkan(Foth.H.D, 1988).
III
. METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum analisis ukuran partikel (tekstur)
dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakuktas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Kamis, tanggal 8 september 2010, pada
pukul 15.00
WITA–selesai.
3.2
Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah:
1) Timbangan
untuk menimbang tanah yang telah dikering udarakan.
2) Erlenmeyer
atau botol tekstur untuk memasukkan tanah yang telah ditimbang.
3) Mesin
pengocok untuk mengocok tanah yang ada di dalam erlenmeyer.
4) Silinder
sedimentasi untuk memasukkan tanah yang akan disaring dan di campur dengan air.
5) Karet
gelang untuk mengikat lubang silinder sedimentasi yang telah ditutup dengan
plastik.
6) Sprayer
untuk menyemprot.
7)
Hydrometer untuk mengukur berat debu
suhu suspensi liat.
8)
Cawan petri untuk pasir yang telah dipisahkan
dari debu dan liat melalui proses penyaringan.
9)
Air untuk menyemprot tanah pada proses
penyaringan.
10)
Plastik untuk menutup lubang pada
silinder sedimentasi.
11)
Tisu untuk membersihkan air yang
tertumpah dari silinder sedimentasi.
12)
Kertas label untuk pemberian tanda pada
silinder sedimentasi, erlenmeyer dan cawan petri.
13)
Desikator untuk menimbang berat pasir.
14)
Saringan untuk menyaring tanah yang
telah dikocok.
Bahan-bahan yang
diperlukan dalam praktikum ini adalah air, amyl alcohol,dan calgon.
3.3
Prosedur Kerja
1.
Timbamg
20 gram tanah kering udara,
butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2 mm
2.
Masukkan kedalam erlenmeyer atau botol
tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.
Tutup dengan plastik, kocok dengan mesin
pengocok selama 1- 2 jam.
4.
Tuangkan secara kualitatif semua isinya
kedalam silinder sedimentasi 500 ml yang
diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan
bersihkan botol tekstur dengan bantuan
botol semprot.
5.
Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk
semua suspensi yang masih tinggal pada
saringan sehingga semua partikel debu dan liat tewlah turun (air saringan telah
jernih)
6.
Pasir yang tertinggal dipindahkan dengan
cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan kedalam oven bersuhu
105 C selama 2 x 24 jam selanjutnya masukkan kedalam desikator dan timbang
hingga berat pasir diketahui(catat sebagai C gram)
7.
Cukupkan larutan suspensi dalam silinder
sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 ml
8.
Angkat silinder sedimentasi, sumbat baik-baik
dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180 sebanyak 20 kali,
atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok kedalam silinder
sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9. Dengan
cepat tuangkan kira- kira 3 tetes Amyl alkohol kepermukaan susupensi untuk
menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul
10.
Setelah 15 dtik, masukkan hydrometer
kedalam suspensi dengan hati – hati agar susupensi tidak banyak terganggu.
11. Setelah
40 detik, baa dan catat pembacaan
hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1)
12. Dengan
hati-hati keluarkan hirometer dari suspense
13. Setelah
menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hidrometer kedua (H2) dan suhu suspensi (t2)
14. Hitung
berat debu dan liat
15. Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan
persamaan :
Berat debu dan
liat =
0,5...............................(a)
Berat liat =
- 0,5 ...............................(b)
Berat debu = Berat (debu + liat) – Berat liat ........................(a+b)
16. Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan
persamaan :
% Pasir =
x 100 %
% Debu =
x 100 %
% Liat =
x 100 %
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan data pengukuran dan analisis
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil Perhitungan Kelas Tekstur Tanah
Jenis Tanah
|
% Pasir
|
% Debu
|
% Liat
|
Kelas
|
Inceptisol
|
|
|
|
|
Lapisan I
|
2,07 %
|
10,35%
|
87,58%
|
Liat
|
Lapisan II
|
31,7 %
|
1,6 %
|
66,5 %
|
Liat
|
4.2
Pembahasan
Setelah
dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu
10,35 %, dan liat 87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu
1,6 %, dan liat 66,5 %
Hasil tersebut
pada lapisan I
termasuk kelas tekstur
liat, hal ini
disebabkan karena kandungan
fraksi liat lebih
besar dari pada
fraksi pasir dan
debu, hal ini
sesuai dengan pendapatSarwono (2003),
yang menyatakan bahwa,
apabila terasa berat dan
halus serta sangat lekat, dapat dibentuk bola
dengan baik dan mudah
dibuat gulungan, maka
tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat. Tanah bertekstur halus (dominant liat)memiliki permukaan
yang lebih halus dibanding dengan
tanah bertekstur kasar (dominan pasir).
Sehingga tanah – tanah yang
bertekstur halus memiliki
kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang
lebih besar. Dan
umumnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena
banyak mengandung unsur
hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada lapisan
II tanah organik
berwarna hitam dan
merupakan pembentuk utama lahan
gambut dan kelak.
Tanah organik cenderung
memiliki keasaman tinggi
karena mengandung beberapa
asam organik (substansi humik) hasil
dekomposisi berbagai bahan organik. Hal
ini sesui dengan
pendapat Foth, D (1998),
bahwa tanah dengan drainase yang
terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top
soil), sehingga berwarna gelap. Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan
organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok tanah
ini biasanya miskin
mineral, pasokan mineral berasal
dari aliran air
atau hasil dekomposisi
jaringan makhluk hidup. Tanah
organik dapat ditanami karena
memiliki sifat fisik gembur (sarang), sehingga
mampu menyimpan cukup
air namun karena memiliki
keasaman tinggi sebagian
besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas dan
di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi
oleh mineral. Mineral
ini membentuk partikel pembentuk
tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Lapisan
I termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan
menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan
tanah.
5.2 Saran
Dalam
melakukan suatu percobaan, diperlukan keuletan
dan ketelitian dalam menggunakan alat agar tidak terjadi kesalahan dan
sesuai dengan hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Kemas, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi
Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar
Dasar Ilmu Tanah.
Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno,
H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah
Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.
Pairunan,
dkk, 1985.Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.
Lampiran
Penyesaian:
Berat debu dan liat :
-
0,5
=
- 0,5
=
-
0,5
= 47,73
Berat liat :
=
=
= 4,23
Berat debu
: berat ( debu + liat )- berat liat
=
4,73 - 4,23
= 0,5
%
pasir =
=
= 2,07 %
%
debu =
=
=
10,35%
% liat =
=
= 87,5%
Hasil
perhitungan analisis tanah inceptisol lapisanII:
Dik: H1=
11 H2=10 C= 2,9 gr
t1=
28 t2= 27
Peny:
Berat debu dan liat :
-
0,5
=
- 0,5
=
-
0,5
= 6,23
Berat liat =
=
=
= 6,08
Berat debu
: berat ( debu + liat ) - berat liat
=6,23
– 6,08
= 0,15
%
pasir =
=
= 31,76%
%
debu =
=
=
1,46%
% liat =
=
= 66,59%