TUJUAN HIDUP DAN SKETSA INDAH

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

TUJUAN HIDUP DAN SKETSA INDAH

Setitik harapan menghantui ku

Mengajak ku pergi

Dari tempat yang telah ku pijak

Menjauh dari keindahan dan kedamaian

Ke tempat yang jauh dan asing

Logikapun mengusik mengatakan hal yang serupa

Tanpa sadar raga ini pun merasuk ke dalamnya

Menciptakan sebuah mimpi masa depan

dan cita – cita panjang

ya , akukan pulang kelak dengan gelar kebanggaan

Dan kan melukis sebuah sketsa keindahan

Disana ada istana megah

Disana ada senyum riang

Disana ada canda tawa tanpa syarat

Disana ada wangi kebersamaan

Disana ada kejernihan hati

Disana ada pelagi surga

Disana ada aku, ayah, ibu, kakak. Dan adikku

Hingga saat ini aku tak akan rapuh

jalan ini sudah ku pilih semuanya akan kujalani tanpa takut oleh apapun

oleh kelamnya logika, tajamnya cobaan, likunya jalan

karena aku punya tujuan hidup dan sketsa indah

Senin, 06 Juni 2011

Jangan Banyak Menuntut

     Renungkan sebentar bagaimana rasanya jika seseorang banyak menuntut dari Anda. Bagaimana rasanya jika dia tidak sabar, sok kuasa, dan menjengkelkan? Bagaimana rasanya jika seseorang selalu mengawasi Anda dan memastikan bahwa Anda telah menjalankan tugas dan hidup sesuai tuntutannya? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu bisa diringkas dalam satu kata-Menjijikkan!
Umumnya orang tidak menyukai dan sering membenci orang yang banyak menuntut, apalagi bila hubungan kita dengannya seharusnya adalah hubungan cinta. Pasangan yang berada di pihak yang dituntut akan bertanya pada diri sendiri, "Apa haknya memperlakukan aku seperti ini?" Kami berpendapat, itu pertanyaan yang bagus.
    Kebanyakan orang merasa bahwa serba menuntut merupakan sifat manusia yang menjijikkan. Orang yang terlalu banyak menuntut dianggap sulit, egois, mementingkan diri sendiri, dan suka menghakimi. Mereka bisa digambarkan sebagai orang yang selalu meributkan masalah kecil bila mereka tidak bisa menyuruh orang lain melakukan apa yang mereka maui. Orang yang banyak menuntut sulit mencintai orang lain dan membuat orang tidak nyaman bersamanya. Bila Anda hidup bersama pasangan yang banyak menuntut, mungkin Anda akan merasa tertekan, selalu khawatir apakah Anda bisa memenuhi tuntutannya. Orang yang hidup bersama pasangan yang banyak menuntut biasanya menggambarkan pengalaman mereka seperti "berjalan di atas telur," atau selalu bersikap hati-hati dan waspada.
Seorang kenalan kami menikah dengan orang yang paling banyak menuntut yang kami kenal. Tuntutannya mulai dari melarang istrinya bertemu kawan-kawan wanitanya, sampai beberapa waktu yang boleh digunakan istrinya untuk bekerja. Dia menuntut istrinya mempertanggungjawabkan setiap sen yang dibelanjakannya, begitu pula mengenai tagihan telepon. Dia memonitor diet istrinya dan memaksanya membaca buku-buku tertentu. Tuntutannya begitu tidak masuk akal hingga istrinya meninggalkannya.
Untunglah, kebanyakan orang tidak seekstrem itu. Tetapi, tanpa kita sadari, dalam hal-hal kecil kita cenderung bersikap menuntut. Misalnya, mungkin kita menuntut untuk tahu di mana dan kemana saja pasangan kita setiap detik dalam sehari. Atau mungkin kita menuntut rumah kita selalu rapi dan, bila tidak, kita mengeluh dan marah-marah. Mungkin kita menuntut agar pasangan kita juga meyakini kepercayaan kita dan mempunyai preferensi yang sama dengan kita. Atau kita menuntut mereka agar berpartisipasi dalam hobi kita, perkumpulan atau kegiatan kita, meskipun mereka tidak setertarik kita. Orang yang banyak menuntut mempresentasikan dirinya dalam banyak cara.
   Kita sering mengasosiakan kepribadian yang banyak menuntut dengan orang yang bicara keras dan sok kuasa. Tetapi orang yang banyak menuntut tidak selalu seperti itu. Kadang-kadang mereka hanya diam dan cemberut. Kali lain mereka mengambil sikap "pasif agresif," artinya mereka mencoba tidak bersikap menuntut tetapi "serangan" mereka akan muncul dalam cara-cara yang tidak kentara bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
   Ingat, hidup bersama orang yang banyak menuntut sama sekali tidak menyenangkan dan membuat kita tertekan. Ada baiknya Anda pikirkan cara-cara apa yang membuat sikap Anda seperti banyak menuntut. Jika Anda bisa mengidentifikasinya, seketika itu juga, cobalah untuk menghindarinya. Kami yakin, dengan begitu Anda akan menjadi pasangan yang jauh lebih santai, tidak sulit, dan menyenangkan sebagai teman hidup.

Selasa, 04 Januari 2011

Aku bangga jadi etoser


Allahuakbar, Allahuakbar...
        Suara merdu bersahut – sahutan mengomandang kebesaran Allah, dan menandakan waktu subuh, suara yang berasal dari beberapa mesjid yang tak jauh dari asrama ku (asrama etoser akhwat), suara itu memutuskan mimpi indah ku, membuat ku beranjak dari kasur dan bantal empuk yang menemani tiap lelap ku, dengan mukenah dan Al-Quran aku dan etoser yang lain yaitu 8 etoser 2010 dan 3 etoser 2008 ditambah 1 pendamping, menuju sebuah ruangan yang biasa ku sebut ruangan alam, karena berpalfon yang menggambarkan langit dan awan, di ruangan itu kami melaksanakan sholat berjamaah seperti pada waktu – waktu sholat lainya, setelah mengerjakan sholat berjamaah, salah satu diantara kami membawakan kultum (bergiliran sesuai jadwal) dan yang lain menyimak, setelah kultum selesai dilanjutkan dengan membaca Al ma’tsurat secara bersama – sama, kami berkumpul di ruangan yang sama untuk melaksakan shalat berjamaah namun berbeda dengan waktu - waktu shalat selain subuh, setelah melaksakan shalat, kami tidak melaksanakan kultum dan Al ma’tsurat hanya tadarrus, setelah kegiatan itu selesai para etoser sibuk dengan urusan masing – masing, ada yang membersihkan (bagi yang piket), baca koran, atau bagi yang ingin kuliah segera mandi dan bergegas, kadang pula sarapan bersama. kegitan itu kami lakoni pada hari senin – sabtu, berbeda denga hari minggu, pada hari minggu setelah Al ma’tsurat kami kerja bakti membersihkan asrama, demikian kegitan kami disiang hari.
        Selain pelaksaan shalat berjamaah, kultum dan Al ma’tsurat, ada beberapa kegitan lain yaitu melaksakan piket harian yang dilakukan secara bergilir mulai dari hari senin hinnga sebtu,piket bersama pada hari ahad, dan beberapa kegiatan malam hari yaitu setor hapalan surah dan hapalan Vocabolary yang dilaksanakan pada tiap jumat malam.
        Sebuah kebahagiaan tersendiri kurasakan setelah Tiga bulan berada di bawah atap asrama ini dengan 11 etoser dan didampingi oleh seorang pendamping yang baik, dengan sifat – sifat yang berbeda namun kami tetep akur seperti saudara, dan tak pernah terdapat perselisihan diantara kami. Dengan kegiatan yang hampir sama di tiap minggu, aku merasa hidup ku lebih baik dan terhindar dari pengaruh global yang merupakan racun masa depan. Di sini di bawah atap ini ku bangun kembali mimpi yang sempat terlupakan merasa mimpi itu terlalu tinggi dan takut jatuh, namun etos mengigatkan ku kembali atas mimpi – mimpi itu hingga sekarang aku siap tuk mimpi besar dan siap menjadi orang besar bersama mimpi - mimpi yang perna ku gantung dalam dinding harapan ku. Hingga satu kata yang yang akan terucap dari ku atas keberhasilan ku yaitu aku bangga jadi etoser

Aku bangga jadi etoser