I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dispersi
tanah merupakan aspek penting
dalam proses koagulasi untuk pemisahanpartikel-partikel yang terdapatdalamtanah,
dan dipengaruhi oleh media
pendispersi terutama air,
kekuatan ion, dan pH. Muatan permukaan partikel-partikel ion di dalamtanah
penyebab kekeruhan di dalam air adalah sejenis. Oleh karena itu, jika kekuatan
ionik di dalam air rendah, maka ion
akan tetap stabil.
Dalam proses
pembentukan tanah terjadi juga proses disintegrasi dan sintesis. Disintegrasi
(pelapukan) terjadi dalam proses pelapukan mineral dalam batuan sehingga
mineral dan batuannya hancur dan unsur-unsur penyusunnya terlepas dari mineral
tersebut. Selanjutnya, terjadilah proses sintesis (pembentukan) mineral baru (mineral
sekunder) yang berupa mineral liat dari senyawa-senyawa hasil disintegrasi
tersebut. Proses disintegrasi terjadi juga pada pelapukan bahan organik, dimana
senyawa-senyawa hasil disintegrasi dapat bereaksi kembali membentuk sintesis senyawa
organik baru yang lebih stabil.
Alfisol
merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horizon bawah (Horizon
Argalik) dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun pada horizon bawah
ini berasal dari horizon atasnya yang tercuci ke bawah bersama dengan gerakan
air. Tanah Alfisol terbentuk dari
bahan-bahan yang mengandung karbonat dan tidak lebih tua dari Pleistosin. Di
daerah dingin, hampir semuanya berasal dari bahan induk yang berkapur dan masih
muda. Di daerah basah, bahan induk biasanya lebih tua daripada di daerah
dingin. Tanah Alfisol dapat ditemukan pada wilayah dengan temperatur sedang/sub
tropik dengan adanya pergantian musim hujan dan musim kering. Pembentukan tanah
Alfisol memerlukan waktu ± 5000 tahun, karena lambatnya proses akumulasi liat
untuk membentuk horison argilik. Di Indonesia, pembentukan tanah alfisol
memerlukan waktu sekitar 2000 sampai 7000 tahun yang berdasarkan tingkat
perkembangan horisonnya.
Inceptisol
adalah tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya mempunyai horizon yang
dianggap pembentukannya agak lamban sebagai hasil alterasi bahan induknya, horizon timbunannya liat dan besi alumunium
oksida yang jelas tidak ada pada golongan ini. perkembangan profil golongan ini
lebih berkembang bila dibandingkan dengan alfisol. Inceptisol mempunyai
karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air utnuk tanaman lebioh
dari ½ tahun atau lebih dari 3 bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu
atau lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat
atau silika amorf. Tekstur lebih halus dari pasir gelohan (loamy sand) dengan
beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yang
sedang-tinggi. Penyebab lempung kedalam tanah tidak dapat diukur.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu
dilakukan praktek ini guna mengetahui
lebih lanjut apakah pada tanah Alfisol
dan Inceptisol mengalami dispersi atau tidak.
1.2. Tujuandan Kegunaan
Tujuandiadakanpraktikum
dispersi tanah yaituuntuk melihat tingkat
perkembangan agregat pada sampel tanah Alfisol dan Inceptisol terhadap proses
dispersi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaandari
praktikum ini yaituuntukmemberikaninformasitentang hal tingkat
perkembangan agregat terhadap dispersi suatu jenis tanah, sebagai ilmu lanjutan
yang dapat digunakan di lapangan pada komudity tanaman tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DispersiTanah
Dispersi merupakan pemisahan
agregat tanah menjadi partikel-partikel yang
lebih kecil dan menjadi masalah utama pada tanah akibat kadar garam yang tinggi. Agregat tanah
menjadi pecah, mineral berukuran kecil dan partikel organik.Kebalikan
dari dispersi adalah flokulasi atau penyatuan partikel partikel tanah menjadi
agregat tanah (Darmawijaya, 1990).
Proses dispersi
tanah merupakan suatu tahapan penting dalam proses pembentukan tanah. Proses
pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan induk menjadi bahan induk
tanah, yang diikuti oleh proses pencampuran bahan organic dengan bahan mineral
di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah
dari bagian atas tanah kebagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat
menghasilkan horizon-horizon tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tersebut
akan menghasilkan benda alam baru. Penampang vertical dari tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah dari atas kebawah antara lain O, A, E, B, C,
dan R. dan adapun yang menyusun solum tanah yaitu A, E, dan B. Hal ini di
pengaruhi oleh terjadinya pencucian secara terus menerus yang mengakibatkan
bahan organik didalam tanah terutama nitrogen terkandung didalam tanah akan
berkurang yang mengakibatkan tanah kurang subur, Pada umumnya proses dispersi
dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses pembasahan (wetting), proses
pemecahan (grinding) dan proses stabilisas (Munir, 1996).
Dispersi dan
flokulasi terjadi karena adanya muatan negatif pada partikel-partikel serta
jenis dan jumlah kation yang terlibat. Pada partikel-partikel tanah bekerja
denga kekuatan. Kekuatan pertama menyebabkan partikel-partikel tanah saling
menolak, sedang kekuatan kedua dinamakan gaya Van Der Walls cenderung
menyebabkan partikel-partikel tanah tertarik satu sama lain, baik yang
bermuatan maupun yang netral, berukuran besar dan kecil. Jika kekuatan tolak
menolak dominan, partikel-partikel akan terpisah satu sama lain (terdispersi)
dan sebaliknya jika kekuatan tarik menarik melebihi kekuatan tolak menolak,
partikel- partikel akan bersatu satu sama lain atau dikatakan mengalami
flokulasi.
Dalam proses terjadinya dispersi yang paling
berperan dalam hal ini yaitu
Tumbukan-tumbukan antara partikel terdestabilisasi yang bertujuan
membentuk flokulasi dengan ukuran yang relatif besar, adsorpsi merupakan
mekanisme flokulasi diantaranya dilakukan oleh CaCl2. Jika kekuatan
ionik di dalam air cukup besar, maka keberadaan partikel-partikel di dalam
tanah sudah dalam bentuk terdestabilisasi. Dispersi tanah terjadi akibat
beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain stuktur tanah, tekstur,
topografi, curah hujan , dan kandungan
bahan organik yang terdapat di dalam tanah. Destabilisasi disini disebabkan
oleh ion monovalen dan divalen yang berada di dalam air. Kejadian ini
dinamakan “Koagulasi elektrostatik”, sedangkan koagulasi kimiawi adalah suatu
proses dimana zat kimia seperti garam Fe dan Al, ditambahkan ke dalam air untuk
merubah bentuk (transformasi) zat-zat kotoran. Zat-zat tersebut akan bereaksi
dengan hidrolisa garam-garam Fe atau Al menjadi flok dengan ukuran besar yang
dapat dihilangkan secara mudah melalui sedimentasi dan filtrasi tanah
(Hardjowigeno,1993).
Slacking yaitu
pecahnya agregat tanah oleh desakan udara yang
terjerat Selama terjadi pembasahan, volume udara berkurang dan terjadi
penurunan gradien potensial matrik. slacking berkurang apabila kadar liat tanah
meningkat (Hanafiah, 2005).
Flokulasi yang
terjadi tergantung dari mekanisme destabilisasi
yang hanya ada satu mekanisme yang menyebabkan agregasi atau kombinasi
dari beberapa mekanisme yang lain. Flokulasi terjadi karena destabilisasi
muatan negatif partikel oleh muatan positif dari koagulan, tumbukan antar
partikel, dan adsorpsi yang terjadi di dalam tanah. Flokulasi yang terjadi
tergantung dari mekanisme destabilisasi
yang hanya ada satu mekanisme yang menyebabkan agregasi atau kombinasi
dari beberapa mekanisme yang lain. Mekanisme koagulasi dan flokulasi terjadi
karena destabilisasi muatan negatif partikel oleh muatan positif dari koagulan,
tumbukan antar partikel, dan adsorpsi yang terjadi di dalam tanah (Hakim,
1986).
Swelling adalah
proses pengembangan pada tanah, yang
disebabkan oleh air. Masalah yang timbul pada stabilitas agregat karena
daya dukung tanah yang rendah seringkali pada lapisan bawah timbul pengerasan yang disebabkan oleh
penggunaan alat-alat berat (traktor), dan selain itu pemadatan tanah disebabkan
karena seringnya tanah diolah (dibajak, dicangkul, dan lain-lain), lempung
dengan sifat kembang-susut yang tinggi atau tanah lempung ekspansif umumnya,
tanah jenis ini memiliki kekuatan memikul beban yang rendah, terutama apabila
tanah tersebut mengembang (Foth, 1994).
2.2
Faktor-faktor YangMempengaruhi Proses Terjadinya Dispersi
Tanah
Faktor–faktor
yang mempengaruhiterjadinyapendispersian tanah yaitu yang pertama strukturtanah,apabilastrukturtanahberpasirmaka,
tanahlebihmudahmengalamipendispersian. Yang kedua curahhujan, apabilacuarahhujan di
suatudaerahtinggimakatanahakanlebihmudahmengalamipendispersian dibangdingkandaerah
yang tingkatcurahhujannyarendah, yang ketiga teksturtanahjugamempengaruhi proses
pendispersianapabilatanahbertekturpasirmakatanahakanlebihmudahmengalamipendispersian,
kemudiankandunganbahanorganik, semakinbanyakbahanorganik di
dalamtanahmakasemakinmudah pula tanahmengalamipendispersian
(Hardjowigeno,1993).
III.METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
TempatdanWaktu
PraktikumDispersi
Tanah dilaksanakan
di Laboratorium Fisika Tanah, JurusanIlmuTanah,FakultasPertanian,
UniversitasHasanuddin,Makassar.Padahari Kamis, 21
Oktober 2010, pukul 15.00 WITA-selesai.
3.2. AlatdanBahan
Adapunalat-alat
yang digunakanpadapraktikumDispersi Tanah adalah
·
Cawan petridis, yang berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan agregat
tanah.
·
Gelasukur, yang berfungsi sebagai gelas untuk mengukur air dan
larutan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
Dispersi Tanah adalah larutan CaCl2,
Aquades, Tanah alfisol dan tanah inceptisol.
3.3. Prosedur Kerja
Adapunprosedurkerja
yang dilakukandalampraktikumDispersi Tanah antara lain:
1.
Vial 1:
Menuangkansekitar 20 ml air demineralised .Kedalamnyasecarahati-hatimenjatuhkan
3 butiragregatkeringudaradengan diameter 3 sampai 5 mm, danmembiarkannyaselama
2 jam,lalumengamatiapakahmengalami slaking, disperse atauswallingterjadi.
2.
Vital 2 :Menambah 20 mL, larutan CaCl2berkonsentrasi
10 mmol/L. Melakukanhal-hal yang samapada vial 1 , tetapimenggunakan CaCl2daripada
air.
- Vial 3
:Padasekitar 10 mg tanah di dalam
container di tamabahkan air demineralised,cukupuntukmendapatkankandungan
air sekitarkapasitaslapang .
- Vial 4
:Menyiapkan suspense tanahdenganperbandingantanahdengan air 1 : 5,
denganjalanmenambahkan 5 g agregattanahkedalam 25 ml air di dalam vial
tertutup, lalumengocoksuspensetanahselamasekitar 10 menit,
kemudianmemindahkan suspense kedalam beaker. Membiarkansuspensemengendap selama
5 menit. Mengamatiapakahtanahterdispersiatauterflokulasi.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkanhasilpengamatan
yang telah dilakukan, makadiperolehhasilsebagaiberikut:
Tabel.PengamatanDispersi
Tanah Alfisols
dan Inceptisols
Jenis Tanah
|
Vial 1
|
Vial 2
|
Vial 3
|
Vial 4
|
Alfisol
|
Slacking
|
Flokulasi
|
Dispersi
|
Dispersi
|
Inceptisol
|
Slacking
|
Slacking
|
Dispersi
|
Dispersi
|
4.2 Pembahasann
Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh pada tanah Alfisol, untuk vial
1 mengalami slacking,hal ini disebabkan oleh kandungan bahan organik yang banyak
terdapat di dalam tanah tersebut, vial 2 mengalami flokulasi, , hal ini disebabkan oleh kandungan bahan organic
yang terdapat di dalam tanah .jika di dalam tanah mengandung bahan organik yang tinggi maka tanah akan lebih mudah
mengalami flokulasi atau penyatuan agregat pada tanah. .Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno
(2003) yang menyatakan bahwa tanah yang
mempunyai kandungan bahan organik tinggi akan memeperlambat proses pemisahan
agregat tanah ,yang mengakibatkan tanah akan mengalami kekurangan bahan organik
yang membuat tanah akan kurang subur. pada vial 3 dan 4
mengalami pendispersian. Hal ini disebabkan sturktur tanah pada tanah Alfisols
lebih didominasi oleh pasir yang
dipengaruhi oleh tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga tanah mudah mengalami proses pendispersian. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hanafiah (2005), yang menyatakan bahwa tanah yang mudah
mengalami pendispersian dipengaruhi oleh tingkat curah hujan yang tinggi, yang
mengakibatkan terjadinya erosi di suatu daerah. Selain itu, proses ini
mengakibatkan pencucian secara terus-menerus sehingga pemisahan agregat-agregat
kepartikel-partikel dalam tanah lebih mudah terpisah.
Sedangkan pada tanah inceptisol vial 1 dan 2
mengalami slacking,Hal
ini disebabkan tanah ini bertekstur pasir. Tanah-tanah yang bertekstur pasir
butir-butirnya berukuran lebih besar, sehingga
umumnya tanah yang bertekstur pasir akan lebih mudah mengalami slackingsedangkan
vial 3 dan 4 mengalami pendispersian.hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan bahan organik yang banyak
terdapat di dalam tanah. Jika di dalam tanah mengandung bahan organik yang tinggi maka tanah akan lebih mudah
mengalami pendispersian,. Setelah destabilisasi selesai
mulai terbentuk agregasi partikel yang mana diameternya lebih kecil dari 1
mikrometer untuk sementara cuma bergerak berdasarkan difusi dan akan terjadi
agregasi antar mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994), yang menyatakan bahwa tanah yang
bertekstur pasir akan lebih mudah mengalami pemisahan dibandingkan tanah yang
bertekstur liat karena tanah bertekstur pasir terasa kasar sangat jelas, tidak
melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkanhasilpengamatan
yang telahdilakukan,makadapatdisimpulkanbahwa:
1.
Pada
tanah alfisol, vial 1 mengalami slacking, vial 2 mengalami flokulasi, vial 3
dan 4, mengalami dispersi.
2.
Pada
tanah inceptisol, vial 1 dan 2 mengalami
slacking, vial 3 dan 4 mengalami
dispersi.
3.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi dispersi tanah yaitu tekstur tanah, struktur
tanah, curahhujan, topografi, dan kandungan bahan organik yang terdapat di
dalam tanah.
5.2. Saran
Sebaiknya,dalam
melaklukan praktikum menggunakan banyak jenis tanah pada tiap percobaan, agar
kita dapat membandingkan yang mana mengalami dispersi.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmawijaya, Isa M. 1990. .Klasifikasi
Tanah. Gadjah Mada University.
Yogyakarta
Foth,
Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Gajah Mada
University
Press. Yogyakarta.
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A.
M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin
Diha, Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Lampung
Hanafiah,
Dr. Ir. Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Hardjowigeno,
S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika pressindo.
Jakarta.
Hardjowigeno, S.
2003. Ilmu Tanah. Akademika pressindo. Jakarata.
Munir, M. S. 1996. Tanah-Tanah
Utama Indonesia. Pustaka Jaya. Jakarta
Casino-Roll Casino - Games | Online Slots
BalasHapusThis 뱃플릭스 casino is a fully regulated gaming facility with an integrated 룰렛게임 online 게임종류 and mobile sportsbook 가입시 꽁 머니 환전 experience that 한게임 포커 can play your favourite games with ease.
Best Casinos in Atlantic City (NJ) with 803 Slot Games
BalasHapus1. Golden Nugget, Golden 창원 출장샵 Nugget Casino. 2. 광주 출장안마 The Borgata, Borgata Hotel Casino & Spa, 용인 출장샵 Atlantic 고양 출장샵 City. 3. Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City. 4. 서귀포 출장안마 Borgata Hotel