TUJUAN HIDUP DAN SKETSA INDAH

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

TUJUAN HIDUP DAN SKETSA INDAH

Setitik harapan menghantui ku

Mengajak ku pergi

Dari tempat yang telah ku pijak

Menjauh dari keindahan dan kedamaian

Ke tempat yang jauh dan asing

Logikapun mengusik mengatakan hal yang serupa

Tanpa sadar raga ini pun merasuk ke dalamnya

Menciptakan sebuah mimpi masa depan

dan cita – cita panjang

ya , akukan pulang kelak dengan gelar kebanggaan

Dan kan melukis sebuah sketsa keindahan

Disana ada istana megah

Disana ada senyum riang

Disana ada canda tawa tanpa syarat

Disana ada wangi kebersamaan

Disana ada kejernihan hati

Disana ada pelagi surga

Disana ada aku, ayah, ibu, kakak. Dan adikku

Hingga saat ini aku tak akan rapuh

jalan ini sudah ku pilih semuanya akan kujalani tanpa takut oleh apapun

oleh kelamnya logika, tajamnya cobaan, likunya jalan

karena aku punya tujuan hidup dan sketsa indah

Minggu, 13 Mei 2012

laporan DDIT (Tekstur Tanah)


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang salah satunya adalah fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya  bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik (organisol).
             Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang dibandingkan selalu bervariasi  menurut musim dan pengelolaan tanah. Dengan demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan kedalaman.
           Sifa-sifat fisik tanah diketahui,  sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah sangat menentukan penetralisasian akar di dalam  tanah, resensi air, drainase,  aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifa-sifat kimia dan biologi tanah.Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan  tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh dan  dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah.
           Hal ini berlaku apakah tanah itu akan  digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan  tanaman atau bahan struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan fondasi untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting untuk diketahui.
           Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan kimia  tanah. Alasan lainya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah untuk menganalisis kelas tekstur tanah dan untuk mengetahui perbandingan antara fraksi pasir debu dan liat.
           Kegunaan dari praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah untuk pengolahan tanah lebih lanjut  dan penentuan varitas tanaman apa saja yang dapat ditanam  pada daerah (tanah) tersebut.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nsasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositsas dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya.Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman.Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah.Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah (Hardjowigeno, 1987)
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasar.
2.2 KarakteristikTekstur Pasir, Debu, dan Liat
Tekstur tanah tersusun dari tiga komponen, yaitu: pasir, debu dan liat. Ketiga komponen tersebut dibedakan berdasarkan ukurannya yang berbeda.Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer sampai dengan 2000 mikrometer.Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer sampai dengan kurang dari 200 mikrometer.Partikel liat berukuran kurang dari 2 mikrometer. Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki luas permukaan partikel pesatuan bobot makin luas.
Partikel tanah yang memiliki permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih banyak terhadap terjadinya reaksi kimia. Partikel liat persatuan bobot memiliki luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun tekstur tanah lain (seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada permukaan patikel liat lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan partikel debu dan pasir persatuan bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat adalah komponen tanah yang paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat menentukan sifat kimiaTanahdan mempengaruhi kesuburan tanah (Ali Kemas, 2005).
Fraksi pasir dan debu ini masih merupakan batu asli (induk batu), yang dapat pula disebut “reserve mineral” (sumber mineral cadangan) bagi tanah yang bersangkutan. Pelapukan terhadap kedua fraksi ini berjalan terus, dan akhirnya, lambat namun pasti, akan menjadi fraksi liat keseluruhannya. Dimana dalam alam terbuka tidak ada tanah yang mengandung fraksi pasir tulen, atau fraksi liat belaka, namun ketiga fraksi tersebut bercampur baur dalam satu masa yang nantinya akan disebut tanah
Tekstur tanah sangat penting diketahui untuk menentukan corak usaha tani misalnya:Tanah berpasir. Tanah yang didalamnya termasuk tanah pasir dan tanah lempung pasir. Tanah berpasir ini tidak baik bagi usaha pertanian (khususnya untuk persawahan karena daya meloloskan airnya besar sekali), akan tetapi bagi usaha tani pada tanah kering banyak menguntungkan.
Tanah lempung.Tanah yang meliputi tanah yang berstekstur kasar, sedang dan halus di mana pasirnya hanya sedikit sekali.Tanah liat berlempung.Yang mencakup tanah liat berpasir, tanah liat berlempung, tanah liat berkersik pasir dan tanah liat yang bersifat lekat sekali dari yang berstekstur baik sampai terbaik. Tanah yang demikian apabila keadaannya tergenang air, akan menjadi tanah berlumpur sehingga sangat cocok untuk dijadikan persawahan
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silika amorf, tekstur lebih halus dari pasir berlempung dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yangsedang sampai tinggi. Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur.Kisarankadar C- organik dan kapasitas tukar tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutubsampai tropika (Ali Kemas, 2005).
Tanah Inceptisol memiliki tekstur kasar dengan kadar pasir 60 %, hanyamempunyai horizon yang banyak mengandung sulfat masam (catday) pH < 3,5,terdapat karatan. Tanah Inceptisol umumnya memiliki horizon kambik. Horizonkambik merupakan indikasi lemah atau spodik (Hardjowigeno, 1992).
Inceptisol dapat berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen,metamorf. Karena Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang biasanyamempunyai tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, dalam hal ini dapattergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya. Bentuk wilayah beragam dariberombak hingga bergunung. Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam. Di dataran rendah pada umumnya tebal, sedangkanpada daerah-daerah lereng curam solumnya tipis. Pada tanah berlereng cocok untuktanaman tahunan atauuntuk menjaga kelestarian tanah (Munir, 1996).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktifitas Tanaman dan Faktor-Faktor   Yang Mempengaruhinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah kemampuantanah memegang dan menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitastukar kation dan kesuburan tanah.Selain itu menurut para ahli ada beberapa hal yg mempengaruhi tekstur tanah, yaitu:
1.      Bahan Induk
Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat- sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari batuan dasar
2.      Iklim
Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperatur.Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami.Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah
3.      Organisme
Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri
4.      Topografi
Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya mempengaruhi kelembaban, (2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, (3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain
5.      Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua.Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi.Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan(Foth.H.D, 1988).
III . METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakuktas Pertanian, Universitas Hasanuddin,  Makassar, pada hari Kamis, tanggal 8 september 2010, pada pukul 15.00 WITA–selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah:
1)   Timbangan untuk menimbang tanah yang telah dikering udarakan.
2)   Erlenmeyer atau botol tekstur untuk memasukkan tanah yang telah ditimbang.
3)   Mesin pengocok untuk mengocok tanah yang ada di dalam erlenmeyer.
4)   Silinder sedimentasi untuk memasukkan tanah yang akan disaring dan di campur dengan air.
5)   Karet gelang untuk mengikat lubang silinder sedimentasi yang telah ditutup dengan plastik.
6)   Sprayer untuk menyemprot.
7)        Hydrometer untuk mengukur berat debu suhu suspensi liat.
8)        Cawan petri untuk pasir yang telah dipisahkan dari debu dan liat melalui proses penyaringan.
9)        Air untuk menyemprot tanah pada proses penyaringan.
10)    Plastik untuk menutup lubang pada silinder sedimentasi.
11)    Tisu untuk membersihkan air yang tertumpah dari silinder sedimentasi.
12)    Kertas label untuk pemberian tanda pada silinder sedimentasi, erlenmeyer dan cawan petri.
13)    Desikator untuk menimbang berat pasir.
14)    Saringan untuk menyaring tanah yang telah dikocok.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah air, amyl alcohol,dan calgon.
3.3 Prosedur Kerja
1.    Timbamg  20  gram tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2 mm
2.    Masukkan kedalam erlenmeyer atau botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.    Tutup dengan plastik, kocok dengan mesin pengocok selama 1- 2 jam.
4.    Tuangkan secara kualitatif semua isinya kedalam silinder  sedimentasi 500 ml yang diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur  dengan bantuan botol semprot.
5.    Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk semua suspensi  yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat tewlah turun (air saringan telah jernih)
6.    Pasir yang tertinggal dipindahkan dengan cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan kedalam oven bersuhu 105 C selama 2 x 24 jam selanjutnya masukkan kedalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui(catat sebagai C gram)
7.    Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 ml
8.    Angkat silinder sedimentasi, sumbat baik-baik dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180 sebanyak 20 kali, atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok kedalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.    Dengan cepat tuangkan kira- kira 3 tetes Amyl alkohol kepermukaan susupensi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul
10.  Setelah 15 dtik, masukkan hydrometer kedalam suspensi dengan hati – hati agar susupensi tidak banyak terganggu.
11.  Setelah 40 detik, baa dan catat pembacaan  hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1)
12.  Dengan hati-hati keluarkan hirometer dari suspense
13.  Setelah menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hidrometer  kedua (H2) dan suhu suspensi (t2)
14.  Hitung berat debu dan liat
15.  Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan :
 Berat debu dan liat = 0,5...............................(a)
Berat liat       =  - 0,5 ...............................(b)
Berat debu      = Berat (debu + liat) – Berat liat  ........................(a+b)
16.  Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
   % Pasir                   =  x 100 %
    % Debu                 =  x 100 %
% Liat                       =  x 100 %







VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan data pengukuran dan analisis perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil Perhitungan Kelas Tekstur Tanah
Jenis Tanah
% Pasir
% Debu
% Liat
Kelas
Inceptisol




Lapisan I
2,07 %
10,35%
87,58%
Liat
Lapisan II
 31,7 %
1,6 % 
66,5 % 
 Liat 

4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %
Hasil  tersebut  pada  lapisan  I  termasuk  kelas  tekstur  liat,  hal  ini  disebabkan  karena  kandungan  fraksi  liat  lebih  besar  dari  pada  fraksi  pasir  dan  debu,   hal  ini  sesuai  dengan  pendapatSarwono  (2003),  yang  menyatakan  bahwa,  apabila  terasa berat  dan  halus serta sangat lekat,  dapat  dibentuk bola  dengan baik  dan  mudah  dibuat  gulungan,  maka  tanah    tersebut  tergolong  bertekstur  Liat.  Tanah bertekstur  halus (dominant liat)memiliki  permukaan  yang  lebih halus dibanding  dengan  tanah bertekstur kasar (dominan pasir).   Sehingga  tanah – tanah  yang  bertekstur  halus  memiliki  kapasitas  adsorpsi  unsur – unsur hara  yang  lebih  besar.  Dan  umumnya  lebih  subur  dibandingkan  dengan tanah  bertekstur kasar.  Karena  banyak  mengandung  unsur  hara  dan   bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada  lapisan  II  tanah  organik  berwarna  hitam  dan  merupakan  pembentuk utama  lahan  gambut   dan  kelak.   Tanah organik  cenderung  memiliki  keasaman  tinggi  karena  mengandung beberapa asam  organik (substansi humik)  hasil  dekomposisi  berbagai bahan  organik. Hal  ini  sesui  dengan  pendapat      Foth, D (1998), bahwa  tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap.  Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok  tanah  ini  biasanya  miskin  mineral,  pasokan mineral  berasal  dari   aliran  air  atau  hasil  dekomposisi  jaringan makhluk  hidup.  Tanah  organik  dapat ditanami   karena  memiliki  sifat fisik  gembur (sarang),  sehingga  mampu  menyimpan  cukup  air  namun karena  memiliki  keasaman  tinggi  sebagian  besar  tanaman  pangan akan  memberikan  hasil  terbatas dan  di bawah  capaian  optimum.  Tanah  non-organik  didominasi  oleh  mineral.  Mineral  ini  membentuk partikel  pembentuk  tanah.



V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.    Lapisan I termasuk kelas tekstur liat, dengan persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.
5.2 Saran
Dalam melakukan suatu percobaan, diperlukan keuletan  dan ketelitian dalam menggunakan alat agar tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan hasil yang diinginkan.






DAFTAR PUSTAKA
Ali Kemas,  2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,  Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.
Pairunan, dkk, 1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.








Lampiran
Penyesaian:
Berat debu dan liat :  - 0,5
                                                   
                                    = - 0,5

                                    =      - 0,5
                                   
                                    =    47,73

Berat liat                 :
                                                   
                                    =

                                    =    
                                   
                                    =    4,23
Berat debu            : berat ( debu + liat )- berat liat

= 4,73 - 4,23
 = 0,5
% pasir                        =
                                    =
                                    = 2,07 %
% debu                        =  
                                    =
= 10,35%
%  liat                          =
                                    =
                                    = 87,5%
Hasil perhitungan analisis tanah inceptisol lapisanII:
Dik:     H1= 11             H2=10              C= 2,9 gr
            t1= 28              t2= 27
Peny:
Berat debu dan liat :  - 0,5
                                                   
                                    = - 0,5

                                    =      - 0,5
                                   
                                    =    6,23

Berat liat                   =
                                                   
                                    =

                                    =    
                                   
                                    =    6,08
Berat debu            : berat ( debu + liat ) - berat liat

=6,23 – 6,08
 = 0,15
% pasir                        =
                                    =
                                    = 31,76%
% debu                        =  
                                    =
= 1,46%

%  liat                          =
                                    =
                                    = 66,59%



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang salah satunya adalah fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya  bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik (organisol).
             Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang dibandingkan selalu bervariasi  menurut musim dan pengelolaan tanah. Dengan demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan kedalaman.
           Sifa-sifat fisik tanah diketahui,  sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah sangat menentukan penetralisasian akar di dalam  tanah, resensi air, drainase,  aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifa-sifat kimia dan biologi tanah.Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan  tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh dan  dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah.
           Hal ini berlaku apakah tanah itu akan  digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan  tanaman atau bahan struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan fondasi untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting untuk diketahui.
           Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan kimia  tanah. Alasan lainya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah untuk menganalisis kelas tekstur tanah dan untuk mengetahui perbandingan antara fraksi pasir debu dan liat.
           Kegunaan dari praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah untuk pengolahan tanah lebih lanjut  dan penentuan varitas tanaman apa saja yang dapat ditanam  pada daerah (tanah) tersebut.



II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nsasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositsas dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya.Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman.Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah.Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah (Hardjowigeno, 1987)
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasar.
2.2 KarakteristikTekstur Pasir, Debu, dan Liat
Tekstur tanah tersusun dari tiga komponen, yaitu: pasir, debu dan liat. Ketiga komponen tersebut dibedakan berdasarkan ukurannya yang berbeda.Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer sampai dengan 2000 mikrometer.Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer sampai dengan kurang dari 200 mikrometer.Partikel liat berukuran kurang dari 2 mikrometer. Makin halus ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki luas permukaan partikel pesatuan bobot makin luas.
Partikel tanah yang memiliki permukaan yang lebih luas memberi kesempatan yang lebih banyak terhadap terjadinya reaksi kimia. Partikel liat persatuan bobot memiliki luas permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan kedua partikel penyusun tekstur tanah lain (seperti: debu dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada permukaan patikel liat lebih banyak daripada yang terjadi pada permukaan partikel debu dan pasir persatuan bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat adalah komponen tanah yang paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat menentukan sifat kimiaTanahdan mempengaruhi kesuburan tanah (Ali Kemas, 2005).
Fraksi pasir dan debu ini masih merupakan batu asli (induk batu), yang dapat pula disebut “reserve mineral” (sumber mineral cadangan) bagi tanah yang bersangkutan. Pelapukan terhadap kedua fraksi ini berjalan terus, dan akhirnya, lambat namun pasti, akan menjadi fraksi liat keseluruhannya. Dimana dalam alam terbuka tidak ada tanah yang mengandung fraksi pasir tulen, atau fraksi liat belaka, namun ketiga fraksi tersebut bercampur baur dalam satu masa yang nantinya akan disebut tanah
Tekstur tanah sangat penting diketahui untuk menentukan corak usaha tani misalnya:Tanah berpasir. Tanah yang didalamnya termasuk tanah pasir dan tanah lempung pasir. Tanah berpasir ini tidak baik bagi usaha pertanian (khususnya untuk persawahan karena daya meloloskan airnya besar sekali), akan tetapi bagi usaha tani pada tanah kering banyak menguntungkan.
Tanah lempung.Tanah yang meliputi tanah yang berstekstur kasar, sedang dan halus di mana pasirnya hanya sedikit sekali.Tanah liat berlempung.Yang mencakup tanah liat berpasir, tanah liat berlempung, tanah liat berkersik pasir dan tanah liat yang bersifat lekat sekali dari yang berstekstur baik sampai terbaik. Tanah yang demikian apabila keadaannya tergenang air, akan menjadi tanah berlumpur sehingga sangat cocok untuk dijadikan persawahan
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silika amorf, tekstur lebih halus dari pasir berlempung dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yangsedang sampai tinggi. Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur.Kisarankadar C- organik dan kapasitas tukar tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutubsampai tropika (Ali Kemas, 2005).
Tanah Inceptisol memiliki tekstur kasar dengan kadar pasir 60 %, hanyamempunyai horizon yang banyak mengandung sulfat masam (catday) pH < 3,5,terdapat karatan. Tanah Inceptisol umumnya memiliki horizon kambik. Horizonkambik merupakan indikasi lemah atau spodik (Hardjowigeno, 1992).
Inceptisol dapat berkembang dari bahan induk batuan beku, sedimen,metamorf. Karena Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang biasanyamempunyai tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, dalam hal ini dapattergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya. Bentuk wilayah beragam dariberombak hingga bergunung. Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam. Di dataran rendah pada umumnya tebal, sedangkanpada daerah-daerah lereng curam solumnya tipis. Pada tanah berlereng cocok untuktanaman tahunan atauuntuk menjaga kelestarian tanah (Munir, 1996).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktifitas Tanaman dan Faktor-Faktor   Yang Mempengaruhinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah adalah kemampuantanah memegang dan menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitastukar kation dan kesuburan tanah.Selain itu menurut para ahli ada beberapa hal yg mempengaruhi tekstur tanah, yaitu:
1.      Bahan Induk
Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada sifat- sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit dibuka. Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari batuan dasar
2.      Iklim
Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperatur.Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami.Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah
3.      Organisme
Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri
4.      Topografi
Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu (1) dengan mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah, oleh karenanya mempengaruhi kelembaban, (2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi, (3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain
5.      Waktu
Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua.Pada tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi.Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan(Foth.H.D, 1988).











III . METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakuktas Pertanian, Universitas Hasanuddin,  Makassar, pada hari Kamis, tanggal 8 september 2010, pada pukul 15.00 WITA–selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum analisis ukuran partikel (tekstur) adalah:
1)   Timbangan untuk menimbang tanah yang telah dikering udarakan.
2)   Erlenmeyer atau botol tekstur untuk memasukkan tanah yang telah ditimbang.
3)   Mesin pengocok untuk mengocok tanah yang ada di dalam erlenmeyer.
4)   Silinder sedimentasi untuk memasukkan tanah yang akan disaring dan di campur dengan air.
5)   Karet gelang untuk mengikat lubang silinder sedimentasi yang telah ditutup dengan plastik.
6)   Sprayer untuk menyemprot.
7)        Hydrometer untuk mengukur berat debu suhu suspensi liat.
8)        Cawan petri untuk pasir yang telah dipisahkan dari debu dan liat melalui proses penyaringan.
9)        Air untuk menyemprot tanah pada proses penyaringan.
10)    Plastik untuk menutup lubang pada silinder sedimentasi.
11)    Tisu untuk membersihkan air yang tertumpah dari silinder sedimentasi.
12)    Kertas label untuk pemberian tanda pada silinder sedimentasi, erlenmeyer dan cawan petri.
13)    Desikator untuk menimbang berat pasir.
14)    Saringan untuk menyaring tanah yang telah dikocok.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah air, amyl alcohol,dan calgon.
3.3 Prosedur Kerja
1.    Timbamg  20  gram tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2 mm
2.    Masukkan kedalam erlenmeyer atau botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 0,05% dan air secukupnya.
3.    Tutup dengan plastik, kocok dengan mesin pengocok selama 1- 2 jam.
4.    Tuangkan secara kualitatif semua isinya kedalam silinder  sedimentasi 500 ml yang diatasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur  dengan bantuan botol semprot.
5.    Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk semua suspensi  yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat tewlah turun (air saringan telah jernih)
6.    Pasir yang tertinggal dipindahkan dengan cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan kedalam oven bersuhu 105 C selama 2 x 24 jam selanjutnya masukkan kedalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui(catat sebagai C gram)
7.    Cukupkan larutan suspensi dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 ml
8.    Angkat silinder sedimentasi, sumbat baik-baik dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180 sebanyak 20 kali, atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok kedalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.    Dengan cepat tuangkan kira- kira 3 tetes Amyl alkohol kepermukaan susupensi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul
10.  Setelah 15 dtik, masukkan hydrometer kedalam suspensi dengan hati – hati agar susupensi tidak banyak terganggu.
11.  Setelah 40 detik, baa dan catat pembacaan  hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1)
12.  Dengan hati-hati keluarkan hirometer dari suspense
13.  Setelah menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hidrometer  kedua (H2) dan suhu suspensi (t2)
14.  Hitung berat debu dan liat
15.  Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan :
 Berat debu dan liat = 0,5...............................(a)
Berat liat       =  - 0,5 ...............................(b)
Berat debu      = Berat (debu + liat) – Berat liat  ........................(a+b)
16.  Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan :
   % Pasir                   =  x 100 %
    % Debu                 =  x 100 %
% Liat                       =  x 100 %







VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan data pengukuran dan analisis perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil Perhitungan Kelas Tekstur Tanah
Jenis Tanah
% Pasir
% Debu
% Liat
Kelas
Inceptisol




Lapisan I
2,07 %
10,35%
87,58%
Liat
Lapisan II
 31,7 %
1,6 % 
66,5 % 
 Liat 

4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %
Hasil  tersebut  pada  lapisan  I  termasuk  kelas  tekstur  liat,  hal  ini  disebabkan  karena  kandungan  fraksi  liat  lebih  besar  dari  pada  fraksi  pasir  dan  debu,   hal  ini  sesuai  dengan  pendapatSarwono  (2003),  yang  menyatakan  bahwa,  apabila  terasa berat  dan  halus serta sangat lekat,  dapat  dibentuk bola  dengan baik  dan  mudah  dibuat  gulungan,  maka  tanah    tersebut  tergolong  bertekstur  Liat.  Tanah bertekstur  halus (dominant liat)memiliki  permukaan  yang  lebih halus dibanding  dengan  tanah bertekstur kasar (dominan pasir).   Sehingga  tanah – tanah  yang  bertekstur  halus  memiliki  kapasitas  adsorpsi  unsur – unsur hara  yang  lebih  besar.  Dan  umumnya  lebih  subur  dibandingkan  dengan tanah  bertekstur kasar.  Karena  banyak  mengandung  unsur  hara  dan   bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada  lapisan  II  tanah  organik  berwarna  hitam  dan  merupakan  pembentuk utama  lahan  gambut   dan  kelak.   Tanah organik  cenderung  memiliki  keasaman  tinggi  karena  mengandung beberapa asam  organik (substansi humik)  hasil  dekomposisi  berbagai bahan  organik. Hal  ini  sesui  dengan  pendapat      Foth, D (1998), bahwa  tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap.  Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok  tanah  ini  biasanya  miskin  mineral,  pasokan mineral  berasal  dari   aliran  air  atau  hasil  dekomposisi  jaringan makhluk  hidup.  Tanah  organik  dapat ditanami   karena  memiliki  sifat fisik  gembur (sarang),  sehingga  mampu  menyimpan  cukup  air  namun karena  memiliki  keasaman  tinggi  sebagian  besar  tanaman  pangan akan  memberikan  hasil  terbatas dan  di bawah  capaian  optimum.  Tanah  non-organik  didominasi  oleh  mineral.  Mineral  ini  membentuk partikel  pembentuk  tanah.



V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.    Lapisan I termasuk kelas tekstur liat, dengan persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.
5.2 Saran
Dalam melakukan suatu percobaan, diperlukan keuletan  dan ketelitian dalam menggunakan alat agar tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan hasil yang diinginkan.






DAFTAR PUSTAKA
Ali Kemas,  2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,  Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.
Pairunan, dkk, 1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.








Lampiran
Penyesaian:
Berat debu dan liat :  - 0,5
                                                   
                                    = - 0,5

                                    =      - 0,5
                                   
                                    =    47,73

Berat liat                 :
                                                   
                                    =

                                    =    
                                   
                                    =    4,23
Berat debu            : berat ( debu + liat )- berat liat

= 4,73 - 4,23
 = 0,5
% pasir                        =
                                    =
                                    = 2,07 %
% debu                        =  
                                    =
= 10,35%
%  liat                          =
                                    =
                                    = 87,5%
Hasil perhitungan analisis tanah inceptisol lapisanII:
Dik:     H1= 11             H2=10              C= 2,9 gr
            t1= 28              t2= 27
Peny:
Berat debu dan liat :  - 0,5
                                                   
                                    = - 0,5

                                    =      - 0,5
                                   
                                    =    6,23

Berat liat                   =
                                                   
                                    =

                                    =    
                                   
                                    =    6,08
Berat debu            : berat ( debu + liat ) - berat liat

=6,23 – 6,08
 = 0,15
% pasir                        =
                                    =
                                    = 31,76%
% debu                        =  
                                    =
= 1,46%

%  liat                          =
                                    =
                                    = 66,59%



Tidak ada komentar:

Posting Komentar